Banten adalah sebuah provinsi di Tatar Pasundan, serta lokasi paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulu menjadi anggota dari Provinsi Jawa Barat, namun menjadi lokasi pemekaran sejak th. 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.

Sebagian besar anggota penduduk memeluk agama Islam dengan impuls religius yang tinggi, namun pemeluk agama lain mampu hidup berdampingan dengan damai.
Terdapat potensi, dan kekhasan budaya penduduk Banten, antara lain seni bela diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor.
Alat Musik Tradisional Provinsi Banten yang lazim digunakan adalah Angklung Buhun, Dogdog Lojor, Gendang Banten, Lesung atau Lisung, Pantun Bambu, Rampak Bedug Banten. Berikut ini nama-nama alat musik banten beserta Gambarnya…
Angklung Buhun
Angklung buhun adalah peralatan perkusi yang terbuat dari bambu yang andaikan digoyang dapat mengundang nada-nada yang harmonis.
Angklung buhun merupakan alat musik tradisional khas Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dinamakan buhun karena kesenian ini lahir seiring dengan hadirnya penduduk Baduy.
Buhun bermakna tua, kuno (baheula). Jadi, maksudnya angklung buhun adalah angklung tua yang menjadi kesenian pusaka penduduk Baduy. Kesenian ini dianggap memiliki nilai magis (kekuaan gaib) dan sakral.
Angklung Buhun dimainkan dengan cara digoyang goyangkan gunakan kedua tangan.
Alat musik ini hanya dijumpai pada acara-acara ritual seperti acaraseren taun di Cisungsang dan seba di Masyarakat Baduy kabupaten Lebak.
Dogdog Lojor
Dogdog Lojor merupakan alat musik pukul yang terbuat dari batang kayu berbentuk bulat, dimainkan dengan cara dipukul mengunakan telapak tangan. Nama Dogdog itu sendiri disita dari bunyi yang di hasilkannya berbentuk dog! ..dog! ..dog!, tetapi Lojor bermakna panjang. Sehingga Dogdog Lojor bermakna Dogdog Panjang.
Alat musik Dogdog Lojor terbuat dari batang kayu bulat dengan panjang 90 centimeter yang dibolongi ditengahnya serta dibagi beberapa ruas dengan panjang tidak serupa 15, 12, dan 13 centimeter untuk membuahkan suara bunyi yang diinginkan.
Batang kayu tersebut ditutup gunakan kulit kambing yang sudah kering, lantas diikat dengan tali bambu, sehingga pada sementara dipukul kulit tersebut tidak cepat terlepas atau rusak sehingga bunyi yang di hasilkannya pun mampu dinikmati biasanya sebagai pengiring lantunan angklung bambu.
Dogdog Lojor adalah alat musik tradisional yang kerap dipergunakan penduduk Baduy dalam upacara rutinitas tradisional untuk menjunjung leluhur mereka. namun kesenian ini tidak hanya dipergunakan untuk upacara ritual saja namun termasuk dipergunakan pada acara pesta rakyat, upacara perpisahan, dan pagelaran seni lainnya.
Dogdog lojor biasanya dipergunakan untuk mengiringi tarian dalam upacara rutinitas dan ritual-ritual khusus suku pedalaman Baduy dan suku pedalaman yang terdapat di tempat Lebak Selatan untuk merayakan ritual rutinitas seren taun.
Kendang / Gendang Banten
Gendang termasuk dalam klasifikasi alat musik perkusi. Gendang terbuat dari kayu denga selaput (membran) yang membuahkan bunyi andaikan dipukul. Ada bermacam ukuran gendang, yakni gendang kecil, sedang, dan besar. Gendang yang berukuran kecil disebut rebana. Gendang yang berukuran tengah dan besar tersedia termasuk yang menyebutnya redap.
Dalam budaya banten, kendang biasa digunakan untuk mengiringi gerakan silat. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul ini tersebar di semua propinsi Jabar dan Banten.
Lisung / Lesung
Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Fungsi alat ini mengantarai kulit gabah (sekam, Jawa merang) dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang lebih kurang 2 meter, lebar 0,5 mtr. dan kedalaman lebih kurang 40 cm.
Lesung sendiri sebenarnya hanya wadah cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang anggota dalamnya. Gabah yang dapat diolah di tempatkan di dalam lubang tersebut. Padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu, tongkat tebal dari kayu, berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam.
Lesung di Jawa biasa dan Bnaten dibikin dari kayu embacang yang tua. Lesung yang dipukul-pukul merupakan tidak benar satu kesenian penduduk Cilegon, Banten, dinamakan Bedrong Lesung.
Awalnya kesenian ini merupakan formalitas penduduk setempat dalam menyambut Panen Raya, dengan tujuannya untuk mengutarakan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang sudah membuahkan hasil.
Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara-acara khusus seperti hajatan, sunatan, atau acara sukaria sesudah panen.
Pantun (Pantun Bambu)
Pantun adalah alat musik tradisional khas rakyat Cilegon. Alat musik ini terbuat dari bambu dengan ukuran diameter biasanya 10 cm panjang 80 cm, beruas dua dengan lubang ditengah dan berlidah disayat dengan tiga buah senar sembilu beranda empat tangga nada. Pantun bambu ini dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu kecil pada anggota yang mirip senar.
Dalam satu group pantun bambu dibutuhkan paling sedikit tiga pantun yang terdiri dari pantun melodi gendang tepak, pantun bas gendang bung dan pantun ritme gendang blampak, yang andaikan dimainkan secara serempak dapat mengundang bunyi mirip atau hampir mirip dengan iringan patingtung.
Pada awalnya musik pantun dimainkan disaat-saat membiarkan penat sesudah para petani bekerja sawah, dengan peralatan bambu simple mampu mengundang irama yang menghibur. Dalam perkembangannya sementara ini alat musik pantun sudah banyak dikolaborasi dengan alat musik lainnya seperti musik patingtug, rudat, terbang gede dan sebagainya. Pantun saat ini ini termasuk digunakan untuk mengiringi lagu dan tarian.
Rampak Bedug Banten / Bedug Banten
Rampak bedug adalah adalah kesenian tradisional yang berasal dari penduduk pandeglang Banten, seni rampak bedug merupakan titik kulminasi estetik dari formalitas ngadu bedug yang biasa dilaksanakan warga pada perayaan hari raya iedul fitri atau iedul adha. Peralatan yang digunakan terdiri dari beberapa bedug, diantaranya meliputi: satu set bedug kecil selaku pengatur irama, tempo dan dinamika, tetapi bedug besar sebagai bass, sementara melodi hanya berasal dari lantunan shalawatan yang dilaksanakan sambil menabuh. Pola tubuh yang biasa mereka sebut dengan lagu diantaranya: pingping cak-cak, nangtang, celementre, rurudatan, antingsela, sela gunung, kelapa samanggar, dan lain-lain.